kebersamaan

kebersamaan
Ustadzah / pengasuh

Jumat, 22 Oktober 2010

Bermain cara efektif untuk belajar

 Permainan anak tidak terlepas dengan masa kanak-kanak yang indah dan menggembirakan."
--Filosof Anak--
Apabila kita ditanya tentang masa kanak-kanak, tentu kita akan dengan suka cita menceritakan berbagai pengalaman menyenangkan yang pernah dialami.

Semuanya begitu indah dan menggembirakan. Mengapa demikian? Karena masa kanak-kanak adalah masa bermain. Hampir atau bahkan semua aktivitas anak-anak adalah bermain!

Namun masih ada orang tua yang beranggapan bahwa bermain adalah aktivitas membuang-buang waktu. Mereka lebih suka melihat anaknya belajar dengan duduk rapih tanpa keributan, daripada bergerak (moving) dan bersuara (noice).
Padahal, jika semua orangtua tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara anak (bisa disebut bemain) adalah cara yang paling efektif untuk anak belajar sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak.

Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan suka cita itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk satu memori baru. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu melalui permainan.

 mas mata angin surga ( tatag ) dg mobil pilihannya....

 Ustadzah cicik mendampingi anak2 bermain di taman pintar,,,,


Perlunya Bermain

  • Belajar dari permainan (Learning by playing)
    Permainan seharusnya memiliki nilai seimbang dengan belajar. Anak dapat belajar melalui permainan (learning by playing). Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan permainan, keimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat memengaruhi perkembangan psikologi anak. Seperti kata Reamonn O Donnchadha dalam bukunya The Confident Child "Permainan akan memberi kesempatan untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah".
  • Permainan mengembangkan otak kanan
    Disamping itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Bermain melalui permaianan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah maupun di rumah.
  • Permainan mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menenpatkan dirinya sebagai mahluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran "baik" atau "jahat" membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi. 
    Anak - anak bermain "Tarik tambang " bersama Ustadzah cicik Vs Ustadzah Siti.....Ayo...sipa yg jd juara???
    Satu,,,,,,Dua,,,,,,,Tiga,,,,,,,Yupsss,,,,,,,( Ustadzah cicik jd wasitnya )

     Saling mempertahankan diri sampai berjatuhan,,,,meski berjatuhan endingnya tetap gembira & senang,,,Yang pasti anak - anak sudah belajar arti dari kemenangan & kekalahan ada pesan moral yang tersampaikan,,,,,


     Bermain Pecah balon,,,,


    Bermain pasir,,,,,
    Mas Nurdin, Mas Ade & teman - teman Membuat Gua,,, sambil berimajinasi,,,,
     
    Bermain lego...
     Bermain  tepung...

    Ustadzah Faiz mendampingi anak - anak bermain balok

    Subhanallah,,,mbak Syifa,Wirda,Via,Anin,Riska Berhasil membuat bangunan Hotel,,,,,,

    Bermain Air ( memindahkan air ke dalam ember dengan pompa )

    Mas Faqih & mas jojo mencoba berlomba memindahkan air.

     

    Mas Ade membantu mas jihad yang masih kesulitan memompa.sementara teman yang lain antri menunggu giliran.

           Dengan kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan orang sekitarnya.
    by: AnneAhira.com Content Team & di edit oleh : Fik'Afik saja

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar