kebersamaan

kebersamaan
Ustadzah / pengasuh

Minggu, 31 Oktober 2010

Skala Perkembangan Kematangan Sosial Untuk Anak Umur 2 - 6 Tahun

UMUR 2-3 TAHUN

1. Minta pergi ke belakang (WC)
2. Mengeringkan tangan
3. Menanggalkan pakaian
4. Memakai baju atau pakaian tanpa bantuan
5. Makan dengan sendok tanpa berceceran
6. Mengambil minuman tanpa dibantu
7. Menceritakan pengalaman
8. Mengatakan sesuatu keinginan
9. Berprakarsa sendiri untuk memulai permainan
10. Menghindari bahaya-bahaya yang sederhana
11. Memotong-motong dengan gunting
12. Dapat mengenal tempat

UMUR 3-4 TAHUN
1. Minta pergi ke WC
2. Mengancing baju atau pakaian
3. Mencuci tangan tanpa bantuan
4. Minta tambah makan
5. Mengambil alat-alat makan dan minum sendiri tanpa dibantu
6. Memilih permainan atau barang untuk dirinya
7. Menunjukkan suatu aktivitas kepada orang lain
8. Bermain-main bersama pada tingkat taman kanak-kanak
9. Menceritakan pengalaman-pengalaman kecil
10. Membantu pekerjaan rumah tangga
11. Naik turun trap lantai rumah tanpa dibantu
12. Pergi ke lingkungan tetangga tanpa diantar

UMUR 4-5 TAHUN
1. Pergi tidur sendiri tanpa ditemani orang tuanya
2. Menyisir rambut secara sederhana
3. Menggosok gigi
4. Mencuci muka tanpa dibantu
5. Dapat disuruh membeli sesuatu
6. Bermain-main permainan yang bersifat lomba
7. Menyampaikan pesan sederhana
8. Memakai pensil atau kapur untuk menggambar
9. Naik turun tangga tanpa dibantu

UMUR 5-6 TAHUN
1. Pergi tidur dengan bantuan
2. Mandi masih dengan bantuan orang lain
3. Melayani diri sendiri dalam hal makan
4. Dapat berbelanja kecil-kecilan
5. Bermain permainan meja sederhana
6. Menulis satu atau lebih huruf sederhana
7. Bermain-main permainan yang beresiko seperti kereta atau geedekan dorong, meloncat panggug, jungki r   balik
8. Pergi ke sekolah tanpa diantar

by : pondok Ibu.com

FAKTOR PEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK .

“Ayo sayang kamu bisa kok…Ummi tahu kamu bisa melakukannya” aku berusaha selalu memberi support anak-anak bisa melakukan hal-hal sederhana yang mestinya bisa mereka lakukan sendiri. Tapi adakalanya mereka mau, adakalnya juga tidak.  Bahkan berbuntut anak jadi rewel dan ngambek. waw… memang menghadapi anak-anak harus super sabar. Di paksa sedikit aja sudah membuat suasana berubah jadi kisruh.
Betapa senangnya memiliki anak mandiri dan memiliki kepercayaan diri. Sebenarnya apa sih yang mempengaruhi kemandirian dan kepercayaan diri anak ?
Kemandirian bukanlah keterampilan yang muncul tiba-tiba, tetapi perlu diajarkan kepada anak. Tanpa diajarkan, anak-anak tidak tahu bagaimana harus membantu dirinya sendiri. Kemampuan bantu diri inilah yang dimaksud dengan mandiri.Kemandirian fisik adalah kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Sedang kemandirian psikologis adalah kemampuan untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah sendiri.
Ketidakmandirian fisik bisa berakibat pada ketidakmampuan psikologis. Anak yang selalu dibantu akan tergantung pada orang lain karena merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Akibatnya, ketika ia menghadapi masalah, ia akan mengharapkan bantuan orang lain untuk mengambil keputusan bagi dirinya dan memecahkan masalahnya.

Nampaknya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian anak :
  1. Faktor bawaan. Ada anak yang berpembawaan mandiri, ada yang memang suka dan menikmati jika dibantu orang lain.
  2. Pola asuh. Bisa saja anak berpembawaan mandiri menjadi tidak mandiri karena sikap orang tua yang selalu membantu dan melayani.
  3. Kondisi fisik anak. Anak yang kurang cerdas atau memiliki penyakit bawaan, bisa saja diperlakukan lebih “istimewa” ketimbang saudara-saudaranya, sehingga malah menjadikan anak tidak mandiri.
  4. Urutan Kelahiran. Anak sulung cenderung lebih diperhatikan, dilindungi, dibantu, apalagi orang tua belum berpengalaman. Anak bungsu cenderung dimanja, apalagi bila selisih usianya cukup jauh 
di salin dari pondok ibu.com

Rabu, 27 Oktober 2010

kegiatan pasca letusan merapi

         
                Hari ini Rabu 27 oktober 2010,,,,kegiatan di sekolah sedikit terganggu karena abu vulkanik yang lumayan tebal meyelimuti sepanjang jalan menuju sekolah dan area sekolah. Abu berasal dari letusan gunung merapi tgl 26 oktober  2010 sekitar pukul 18.30 WIB. Anak - anak siswa siswi KB IT NURUL HIKMAH ada yang mengungsi,,,terutama yang bertempat tinggal di kecamatan srumbung.Astaghfirullahhal'adhim,,,,,ikut prihatin dengan keadaan ini.
         Anak - anak berangkat sekolah dengan perjuangan melawan tebalnya debu di sepanjang jalan,,,rencananya sekolah mau membantu memberikan masker pada semua anak, Namun Ustadzah sudah berusaha mencari masker di seluruh Apotik yang ada di muntilan sudah habis terjual,,,,tetapi sebagian anak sudah ada yang di bawakan masker oleh orang tuanya.Akhirnya ustadzah menasihati anak - anak supaya masuk ke kelas dan main di dalam kelas, karena kalau terlalu banyak menghirup debu / abu nanti bisa sesak nafas & batuk. jika keluar kelas di wajibkan menutup hidung & mulut dengan kain dan juga masker yang sudah di bawakan oleh orang tuanya. Alhamdulillah anak - anak bisa mendengarkan nasihat Ustadzah....


          Jam 08.00 WIB bel berbunyi tanda kegiatan belajar mengajar di mulai....anak - anak masuk kelas, berdo'a, dan mulai kegiatan. sebelum mulai belajar anak - anak mengajak sharing tentang pengalamannya melihat hujan abu, hujan pasir, & hujan kerikil yang di alaminya.Ustadzah menanggapi cerita2 sesuai dengan pengalaman anak tentang letusan gunung merapi. Subhanallah,,, Anak  anak yang HEBAT,,,semua anak bercerita dengan penuh kekaguman .


          Jam 09.00 WIB Tiba saatnya istirahat,,,,anak -anak mau bermain, tetapi semua mainan yang ada di luar kelas tertutup abu. kemudian anak - anak dan juga Ustadzah bersama - sama membersihkan mainan yang ada di luar kelas.
Subhanallah,,, anak - anak sangat antusias membersihkan semua mainan. mereka selalu bersemangat,,,,,tetapi mas ade, mas sakti dan teman2 yang lainnya ketika membersihkan mainan tidak mau memakai masker,,katanya " Ustadzah,,, debunya sudah tidak bayak kok,,, boleh lepas maskernya tidak?? kmudian ustadzah melihat keadaan untuk meyakinkan,,,Alahamdulillah debu sudah mulai berkurang & ustadzah kemudian mengizinkan untuk sementara masker di buka...tetapi kalau perjalanan pulang , masker di pakai lagi ya? anak2 menyetujuinya,,,,,,,,,,,,

         Jam 10.30 WIB beberapa wali murid sudah ada yang menjemput putra putrinya. padahal jadwal pulang sekolah jam 12.30 WIB. ustadzah bertanya " ada apa ya pak, kok sudah di jemput??" kemudian di jawab " saya khawatir bu, saat ini merapi sudah 3 X letusan,,,," sempat panik juga mendengar kabar itu,,,kemudian anak2 di pulangkan jam 11.00 WIB. dan untuk mensterilkan anak2 dari bahaya debu & abu. Sekolah memberikan kesempatan untuk istirahat di rumah dulu dan meliburkan 2 hari yaitu tgl 28 & 29 Oktober 2010.sampai ketemu lagi hari senin tgl 1 november 2010 ya??? Semoga keadaan segera membaik & semoga  Allah SWT selalu melindungi kita dari berbagai macam musibah,,,,,Amin Yaa,,,Robbal'alamin,,,,,,,,

post by : Wali kelas Fathonah

Minggu, 24 Oktober 2010

Kegiatan Ekstra Renang

 Byurrrr,,,,,heemmm... dinginnya kolam renang SORLI ,,,,,,tapi menyenangkan,,,,

 Anak - anak sebagian sedang pemanasan & sebagian siap mulai berenang....


Manfaat Berenang
 
      Menurut psikolog perkembangan anak, Dra. Anita D Firdaus M.Psi., olahraga renang sangat dianjurkan untuk batita. Olahraga ini dapat membantu perkembangan fisik dan motorik anak. Biasanya kemajuan perkembangan ini akan sejalan dengan intensitas dan lamanya si kecil mengikuti kegiatan ini. Selain itu, perkembangan sosial emosionalnya pun terbangun. "Manfaat berenang yang cukup ensensial adalah menumbuhkan rasa percaya diri anak dan meluaskan lingkup sosialnya," 

      Seperti kegiatan lainnya, berenang adalah arena bermain dan ekplorasi kemampuan diri anak. Pada saat berenang si kecil akan dibantu untuk mengembangkan kemampuan motorik dan kekuatan tubuhnya. Selama belajar berenang, anak akan belajar menguasai keterampilan yang baru dan menyenangi koordinasi fisik yang baru. Anak juga mempelajari teknik keselamatan di air yang dapat mencegah kecelakaan.

     Selain itu, anak yang mengetahui cara berenang biasanya tidak akan takut dengan air. Hal ini berguna sampai ia dewasa. Beberapa orang dewasa yang tidak bisa berenang sering merasa ketakutan jika bepergian dengan perahu. Bahkan mereka akan selalu panik jika melihat anak berada di dekat kolam renang. "Ketakutan seperti ini dapat menimbulkan kelumpuhan emosional dan membatasi hubungan sosial," 


       Berenang adalah olahraga yang membutuhkan keberanian tinggi. Untuk menumbuhkannya tentu tidak mudah. Namun, bila keberanian itu sudah muncul dan anak mulai nyaman dengan olahraga ini, kepercayaan dirinya mulai tumbuh. Apalagi bila lingkungan sekitarnya cukup mendukung. Orangtua yang rajin berenang biasanya dapat 'menularkan' kepandaian ini dengan mudah pada anak. 
 
                                Langkah Praktis Mengajari Balita Berenang
  1. Ajak ia bermain di dekat air sedini mungkin.
  2. Mulailah berenang di kolam yang kecil, kolam khusus anak - anak.
  3. Dampingilah ia saat berada di dalam air.
  4. Bila ia mulai menunjukan rasa takut, segera angkat dari kolam.
  5. Ajaklah ke kolam renang minimal sebulan sekali.



 Berenang di KID'S Fun Jl.Wonosari


Ustadzah sedang membujuk & meyakinkan anak - anak yang takut berenang, Alhamdulillah semua anak berani mencoba,,,,,,HEBAT......!!!


Di edit oleh : Fik'afik saja


    Sabtu, 23 Oktober 2010

    kegiatan Out Bond

    1.MENANGKAP IKAN

     Ustadzah Afik sedang memberi pengarahan kepada Anak - anak untuk menangkap ikan.



     Subhanallah.....Anak - anak sangat antusias menangkap ikan untuk di pindahkan ke kolam budidaya.

    2.MEMBERI MAKAN IKAN

    Ustadzah afik bersama mbak - mbak pendamping dari SMK N I Salam memberi contoh cara memberikan pakan ikan.


     mbak via melempar pakan ikan ke kolam,,,,,,ayo,,,di tangkap ya???

     Anak - anak mencoba memberi makan ikan dengan cara melempar pelet ikan ke kolam.

    3.MEMBAKAR IKAN

    Ustadzah Afik memberikan pengarahan tentang tahapan dalam membakar ikan,,,Alhamdulillah anak - anak mendengarkan dengan khidmat,,,
    Anak - anak mulai mencoba mempraktikkan tahap mengolesi ikan dengan bumbu

    mbak filza mencoba mengoleskan bumbu pada ikan,,,,,,,
      Subhanallah,,,,mas Abi mau mencoba ngipasi arang yang akan di gunakan untuk membakar ikan,,,,,

     Mas Haris sedang membakar ikan & berusaha kipas2 untuk mempertahankan bara apinya,,,,,sembari bercanda sama mas2 & mbak2 pendamping dari SMK N I SALAM.


    Ayo mabak wirda,,, semangat,,,, ikan bakarnya sudah matang tuh,,,,,??? Alhamdulillah... ikan bakar sudah jadi & siap di nikmati sebagai lauk untuk makan siang....


               Alhamdulillah,,,kegiatan out bond berjalan dengan lancar.Anak - anak sangat senang & menikmati kegiatan ini.Acara ini terselenggara berkat kerja sama antara KB IT NURUL HIKMAH dengan SMK N I SALAM.Untuk itu kami Keluarga Besar KB IT NURUL HIKMAH mengucapkan  terimakasih yang sebesar besarnya kepada Keluarga Besar SMK N I SALAM atas kerja samanya.. semoga yang akan datang bisa bertemu lagi... Aminn....ya Robbal'alamin,,,,,,,,,,,

    by. fik'afik saja.

    Pengaruh TV Bagi Anak - Anak


    Mari kita kendalikan teknologi agar teknologi tidak mengendalikan kita
    Televisi adalah media hiburan yang sangat diminati semua orang, Pengaruh Media terhadap anak makin besar, teknologi semakin canggih & intensitasnya semakin tinggi. Padahal orangtua tidak punya waktu yang cukup untuk memerhatikan, mendampingi & mengawasi anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV ketimbang melakukan hal lainnya. 

     Apa yang mereka pelajari selama itu? Mereka akan belajar bahwa kekerasan itu menyelesaikan masalah. Mereka juga belajar untuk duduk di rumah dan menonton, bukannya bermain di luar dan berolahraga. Hal ini menjauhkan mereka dari pelajaran-pelajaran hidup yang penting, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, belajar cara berkompromi dan berbagi di dunia yang penuh dengan orang lain.

    Faktanya..

    • Anak merupakan kelompok pemirsa yang paling rawan terhadap dampak negatif siaran TV.
    • Data th 2002 mengenai jumlah jam menonton TV pada anak di Indonesia adalah sekitar 30-35 jam/minggu atau 1560-1820 jam/ tahun . Angka ini jauh lebih besar dibanding jam belajar di sekolah dasar yang tidak sampai 1000 jam/tahun.
    • Tidak semua acara TV aman untuk anak. Bahkan, “Kidia” mencatat bahwa pada 2004 acara untuk anak yang aman hanya sekira 15% saja. Oleh karena itu harus betul-betul diseleksi.
    • Saat ini jumlah acara TV untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar perminggu sekitar 80 judul ditayangkan dalam 300 kali penayangan selama 170 jam. Padahal dalam seminggu ada 24 jam x 7 = 168 jam! Jadi, selain sudah sangat berlebihan, acara untuk anak juga banyak yang tidak aman.
    • Acara TV bisa dikelompokkan dalam 3 kategori: Aman, Hati-hati, dan Tidak Aman untuk anak.
    • Acara yang ‘Aman’: tidak banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis. Acara ini aman karena kekuatan ceritanya yang sederhana dan mudah dipahami. Anak-anak boleh menonton tanpa didampingi.

    • Acara yang ‘Hati-hati’: isi acara mengandung kekerasan, seks dan mistis namun tidak berlebihan. Tema cerita dan jalan cerita mungkin agak kurang cocok untuk anak usia SD sehingga harus didampingi ketika menonton.

    • Acara yang “Tidak Aman”: isi acara banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis yang berlebihan dan terbuka. Daya tarik yang utama ada pada adegan-adegan tersebut. Sebaiknya anak-anak tidak menonton acara ini.


    Kenapa Kita Harus Mengurangi Menonton TV?

    • Berpengaruh terhadap perkembangan otak
    Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.

    • Mendorong anak menjadi konsumtif
    Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.

    • Berpengaruh terhadap Sikap
    Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.

    • Mengurangi semangat belajar
    Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.

    • Membentuk pola pikir sederhana
    Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.

    • Mengurangi konsentrasi
    Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.

    • Mengurangi kreativitas
    Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.

    • Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
    Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.

    • Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
    Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.

    • Matang secara seksual lebih cepat
    Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral & etika.


    Jadi, Siapa yang Seharusnya Mengurangi Menonton TV?
    Semua dan setiap orang. Karena akibat buruk yang diberikan oleh TV tidak terbatas oleh usia, tingkat pendidikan, status sosial, keturunan dan suku bangsa. Semua lapisan masyarakat dapat terpengaruh dampak buruk dari TV, orangtua, anak-anak, si kaya ataupun si miskin, si pintar dan si bodoh, mereka dari latar belakang apa saja, tetap terkena dampak yang sama. Seharusnya instansi pemerintah, instansi pendidikan, instansi agama, keluarga dan individu semua bersama-sama mendukung program ‘Hari Tanpa TV’ ini, untuk membangun bangsa yang lebih baik.


    Pertimbangkan Hidup tanpa TV
    Dengan banyaknya bukti betapa TV bisa memberikan beragam dampak buruk, banyak keluarga sekarang membuat rumah mereka bebas-TV. Sangat penting untuk anak mempunyai kesempatan mempelajari dan mengalami langsung pengalaman hidup sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan yang mereka butukan untuk sukses di masa yang akan datang. Kalau menurut Anda hidup tanpa TV itu masih terlalu sulit, maka perlahan batasi dan awasi dengan saksama tontonan anak Anda sepanjang tahun.
    Mau melihat generasi anak yang lebih sehat? Keluarga yang lebih dekat? Masyarakat yang lebih madani? Matikan TV. Hal yang mungkin kecil tapi akan berdampak besaaar!
    Bantu kami untuk menyebarkan bahaya TV kepada masyarakat, dengan meningkatkan kewaspadaan publik, membantu orang untuk menikmati hidup tanpa TV, membantu mereka melakukan aktivitas yang bebas-TV, dan menawarkan tips-tips sederhana tentang cara melakukannya, kita akan membantu jutaan anak untuk mematikan TV dan menyadari bahwa hidup tanpa TV itu lebih menyenangkan dan menenangkan.
    Dengan mematikan TV, kita jadi punya waktu untuk keluarga, teman, dan untuk kita sendiri.


    Tips cara mematikan TV
    • Pindahkan TV ke tempat yang tidak begitu ‘mencolok’
    • Matikan TV pada waktu makan.
    • Tentukan hari-hari apa saja dalam seminggu yang akan dilalui tanpa TV.
    • Jangan gunakan kesempatan menonton TV sebagai hadiah.
    • Berhenti berlangganan channel tambahan (cable, dll) dan gunakan uangnya untuk membeli hal-hal yang berguna lainnya, seperti buku.
    • Pindahkan TV dari kamar anak Anda.
    • Sembunyikan remote controlnya.
    • Tidak ada TV di hari sekolah.

    Jangan terlalu khawatir bila anak mengaku bosan, karena kebosanan itu lama-lama akan menghilang dan biasanya justru menciptakan kreativitas. Karena anak banyak dipengaruhi dengan yang dilakukan orangtua mereka, adalah sangat penting untuk memperhatikan bahwa usaha apa saja, seperti lebih banyak berolahraga, mengonsumsi makanan yang lebih bergizi atau menonton TV lebih sedikit, dilakukan sebagai ‘acara keluarga’ sehingga mematikan TV adalah usaha yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga untuk menyisihkan waktu bercengkrama bersama.


    (Diolah dari: turnofftv.org oleh Yayasan Kita dan Buah Hati; Kidia.dan fik afik saja)



    Bantu Anak Belajar Menulis & Ajak Anak Kritis Membaca


         Kemampuan menghasilkan tulisan yang baik tidak datang dalam semalam. Anak-anak yang bisa menulis lebih baik sebetulnya punya kesempatan yang lebih baik untuk mengekspresikan pendapatnya di atas kertas. "Anda pasti tak ingin kegiatan menulis itu mengganggu kreatifitas," kata Jan Olsen, pencetus kurikulum Handwriting Without Tears. Untuk membantu anak Anda menulis lebih mudah dan lebih baik :
    • Buat jadi kegiatan yang menyenangkan
      Latihan terus menerus adalah pemaksaan. Anak Anda akan lebih tertarik berlatih menulis apabila Anda meminta dia untuk menulis namanya, menuangkan kisahnya sendiri, menggunakan krayon atau pensil-pensil yang berbeda. 
    • Ajari menggenggam yang benar
      Untuk memastikan anak Anda sudah menggenggam pensilnya dengan baik, periksa apakah ibu jari dan telunjuknya tidak saling menumpuk dan apakah sudah membentuk seperti huruf "O", dengan pensil bersandar di jari ketiga atau keempat. Pergelangannya harus rileks, tidak melengkung pada satu posisi (seperti biasa terjadi pada anak yang kidal). Pensil yang pendek lebih mudah digenggam oleh anak karena bisa lebih seimbang dan tidak repot seperti pensil yang kepanjangan.
    • Mulai dari atasDorong anak Anda untuk membuat tulisan dari atas ke bawah. Akan lebih rapi daripada dari bawah ke atas. Alur vertical atau diagonal akan lebih mudah untuk menulis daripada bentuk diagonal atau kurva. Begitu pula huruf besar E, T, atau F mungkin akan lebih sederhana sebagai awal daripada A atau M.



    Ajak Anak Kritis Membaca
     

         Bila suatu kali anak Anda antusias menceritakan sebuah buku yang dibacanya, mungkin tak henti-hentinya dia akan membicarakan tentang buku itu. Itulah pertanda bahwa anak Anda tertarik dan menyukai buku itu. Maka yang dapat Anda lakukan untuk merangsang kemampuannya membaca adalah:
    • Tanya padanya, apa yang istimewa dari buku itu. Mengapa dia begitu terkesan?
    • Ajak anak membicarakan karya-karya lain dari si pengarang buku itu (bila membaca suatu buku dongeng atau cerita anak). Adakah kemiripannya? Apakah anak Anda juga menyukai buku-buku yang lain itu?
    • Bagaimana dengan kisah serupa pengarang yang lain? Tantang dia untuk membandingkan dan mempertentangkan buku-buku bertopik serupa. Mana yang dia suka? Mengapa?
    • Minta dia menceritakan kembali isi buku itu agar dia belajar membuat ringkasan.
    ditulis oleh Lianneke Gunawan dari berbagai sumber & editing oleh Fik'Afik saja

      Jumat, 22 Oktober 2010

      Membangun Harga Diri Anak

      keceriaan dikelas Tabligh,,,,,,,

              Sebagai orang tua tentunya kita semua tahu apa yang terbaik untuk anak kita, karena setiap anak adalah unik, mereka memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, kemampuan dan bakat yang berbeda, sifat yang berbeda. Karena itu yang paling memahami anak adalah orang tuanya sendiri.
      Namun, berikut adalah sedikit tips dan trick yang mungkin dapat berguna bagi orang tua:

      Do…
      • Cintailah anak apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tunjukkanlah kepada mereka bahwa anda mencintainya.
      • Berhati-hatilah dengan perkataan anda, orangtua adalah manusia yang tentunya juga bisa khilaf saat marah, namun berusahalah untuk selalu menjaga perkataan anda, karena terkadang kata-kata yang ‘menjatuhkan’ bisa membekas di hati mereka.
      • Berilah pujian atas keberhasilan mereka.
      • Dengarkan lah cerita mereka, berikan simpati atas masalah yang mereka hadapi.
      • Berikan dorongan kepada mereka untuk berpikir sendiri dan melakukan hal-hal yang mereka senangi.
      • Berikan kesempatan untuk mereka melakukan hal-hal yang baru, jangan tergesa-gesa menawarkan bantuan.
      • Luangkan waktu untuk bersama mereka, sekedar bersantai dan bermain, atau bertukar cerita.
      • Berilah mereka tanggung jawab sesuai dengan umurnya.
      • Ajari mereka bertanggung jawab atas perbuatannya, misalnya meminta maaf pada teman saat melakukan kesalahan.
      Don’t…
      • Jangan hanya mencintainya pada saat dia melakukan hal-hal yang sesuai keinginan anda.
      • Jangan membandingkan anak dengan orang lain.
      • Jangan melontarkan kritikan yang tidak membangun, seperti: “Kamu pemalas, tidak berguna”.
      • Jangan menyalahkan anak atas sesuatu yang anda lakukan.

      Anak Saya Kidal..


      brain
      “Adik! Jangan gunakan tangan kiri, ayo gunakan tangan manis..”
      Kata-kata seperti itu seringkali terdengar di sekitar kita, karena budaya timur yang masih kental, dimana tangan kiri dianggap sebagai ‘tangan jorok’, dalam arti tangan yang berguna untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kotor, seperti cebok dan lainnya sehingga tidak sopan untuk digunakan. Jika anda termasuk orangtua tipe ini, sebaiknya segera hentikan kebiasaan anda. Anak kidal bukanlah anak yang abnormal, kecenderungan anak menggunakan tangan kanan atau tangan kiri semua tergantung dari dominasi otaknya. Bahkan jika kita memaksakan kehendak mengubah kemampuan tangan kirinya menjadi tangan kanan dapat berakibat anak menjadi stress dan mengalami gangguan emosional.
      Kemampuan anak menggunakan tangan kiri ini berkaitan dengan fungsi otak kanan dan otak kiri yang sudah terprogram sejak anak berada dalam kandungan, walaupun nantinya lingkungan juga dapat mempengaruhi hal ini.
      Otak kiri berfungsi untuk mengatur kemampuan berbahasa, kemampuan berbicara, membaca, serta menulis, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan  tata bahasa.
      Otak kanan berfungsi untuk kemampuan kreativitas dan persepsi, pengenalan dimensi ruang dan situasi, kewaspadaan, serta perhatian dan konsentrasi. Atau biasa dikenal dengan kemampuan matematik.
      Pada anak kidal, perkembangan otak kanannya lebih baik. Demikian juga sebaliknya, anak yang memiliki kecenderungan tangan kanan, berarti otak kirinya yang memiliki perkembangan lebih baik. Kidal atau tidaknya anak biasanya mulai terlihat pada usia 2-3 tahun dan akan menjadi permanen pada usia 6 tahun. Oleh karena itu jika kita ingin mengubah kebiasaan anak kidal ini, sebaiknya lakukan sebelum dia berusia 6 tahun, dan lakukan secara bertahap dan jangan memaksa.
      by : info anak.com

      TIPS UNTUK MENJAGA KESEHATAN ANAK



      Berikut tips untuk menjaga kesehatan anak :
      • Menjaga asupan makanan anak. Nutrisi yang cukup, sesuai dengan usia, berat badan dan aktivitas anak anda akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit.
      • Melengkapinya dengan multivitamin. Suplemen ini mengandung beragam vitamin esensial (yang tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh). Bila diberikan secara tepat - komposisi dan dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan anak - multivitamin bisa membantu meningkatkan ketahanan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit pancaroba.
      • Biasakan makan sayur & buah.
      • Pastikan setiap makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut anak adalah yang terjamin kebersihannya. Artinya, selain harus lebih higienis dalam mengolah dan menyiapkan makanan di rumah, bujuklah anak untuk tidak jajan sembarangan.
      • Biasakan cuci tangan sebelum makan & sehabis bermain dengan menggunakan sabun.       
      di ambil dari berbagai sumber oleh : Fik'Afik saja

      Bermain cara efektif untuk belajar

       Permainan anak tidak terlepas dengan masa kanak-kanak yang indah dan menggembirakan."
      --Filosof Anak--
      Apabila kita ditanya tentang masa kanak-kanak, tentu kita akan dengan suka cita menceritakan berbagai pengalaman menyenangkan yang pernah dialami.

      Semuanya begitu indah dan menggembirakan. Mengapa demikian? Karena masa kanak-kanak adalah masa bermain. Hampir atau bahkan semua aktivitas anak-anak adalah bermain!

      Namun masih ada orang tua yang beranggapan bahwa bermain adalah aktivitas membuang-buang waktu. Mereka lebih suka melihat anaknya belajar dengan duduk rapih tanpa keributan, daripada bergerak (moving) dan bersuara (noice).
      Padahal, jika semua orangtua tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara anak (bisa disebut bemain) adalah cara yang paling efektif untuk anak belajar sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak.

      Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan suka cita itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk satu memori baru. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu melalui permainan.

       mas mata angin surga ( tatag ) dg mobil pilihannya....

       Ustadzah cicik mendampingi anak2 bermain di taman pintar,,,,


      Perlunya Bermain

      • Belajar dari permainan (Learning by playing)
        Permainan seharusnya memiliki nilai seimbang dengan belajar. Anak dapat belajar melalui permainan (learning by playing). Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan permainan, keimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat memengaruhi perkembangan psikologi anak. Seperti kata Reamonn O Donnchadha dalam bukunya The Confident Child "Permainan akan memberi kesempatan untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah".
      • Permainan mengembangkan otak kanan
        Disamping itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Bermain melalui permaianan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah maupun di rumah.
      • Permainan mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menenpatkan dirinya sebagai mahluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran "baik" atau "jahat" membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi. 
        Anak - anak bermain "Tarik tambang " bersama Ustadzah cicik Vs Ustadzah Siti.....Ayo...sipa yg jd juara???
        Satu,,,,,,Dua,,,,,,,Tiga,,,,,,,Yupsss,,,,,,,( Ustadzah cicik jd wasitnya )

         Saling mempertahankan diri sampai berjatuhan,,,,meski berjatuhan endingnya tetap gembira & senang,,,Yang pasti anak - anak sudah belajar arti dari kemenangan & kekalahan ada pesan moral yang tersampaikan,,,,,


         Bermain Pecah balon,,,,


        Bermain pasir,,,,,
        Mas Nurdin, Mas Ade & teman - teman Membuat Gua,,, sambil berimajinasi,,,,
         
        Bermain lego...
         Bermain  tepung...

        Ustadzah Faiz mendampingi anak - anak bermain balok

        Subhanallah,,,mbak Syifa,Wirda,Via,Anin,Riska Berhasil membuat bangunan Hotel,,,,,,

        Bermain Air ( memindahkan air ke dalam ember dengan pompa )

        Mas Faqih & mas jojo mencoba berlomba memindahkan air.

         

        Mas Ade membantu mas jihad yang masih kesulitan memompa.sementara teman yang lain antri menunggu giliran.

               Dengan kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan orang sekitarnya.
        by: AnneAhira.com Content Team & di edit oleh : Fik'Afik saja





        On Children

        Khahlil Gibran


        Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu. Mereka adalah putra putri dari kehidupan yang merindukan dirinya sendiri. Mereka datang melaluimu tetapi bukan darimu,Dan walaupun mereka tinggal bersamamu, mereka bukanlah milikmu.

        Kau dapat memberikan kasih-sayangmu tetapi tidak pikiranmu, karena mereka mempunyai pemikiran sendiri.
        Kau dapat memberikan tempat untuk raga tetapi tidak untuk jiwa mereka, karena jiwa mereka menghuni rumah masa depan, yang tak dapat kau kunjungi, bahkan tak juga dalam mimpi-mimpimu.
        Kau dapat berupaya keras untuk menjadi seperti mereka, tetapi jangan mencoba membuat mereka sepertimu, karena kehidupan tidak berjalan ke belakang juga tak tinggal di masa lalu.

        Kau adalah busur dari mana anak-anakmu melesat ke depan sebagai anak panah hidup…Sang pemanah melihat sasaran di atas jalur di tengah keabadian, dan DIA meliukkanmu dengan kekuatanNYA sehingga anak panahNYA dapat melesat dengan cepat dan jauh. Biarkanlah liukkanmu di tangan sang pemanah menjadi keceriaan; Bahkan DIA pun mengasihi anak panah yang terbang, demikian juga DIA mengasihi busur yang mantap.